cover
Contact Name
Aulia Novemy Dhita
Contact Email
aulianovemydhita@unsri.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
aulianovemydhita@unsri.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : 19788673     EISSN : 26569620     DOI : -
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, (P-ISSN: 1978-8673 dan E-ISSN: 2656-9620) merupakan jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Sriwijaya yang mempublikasikan hasil penelitian Pendidikan Sejarah, Kajian Ilmu Sejarah dan Ilmu Sosial Budaya dalam Pendidikan Sejarah. Jurnal ini terbit secara berkala dua kali setahun (Februari dan Agustus).
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 2 (2023)" : 8 Documents clear
Kardinah in the Frame of Women's Struggle in Tegal (1911 – 1927) Cahyani Indrawati; Nanda Julian Utama
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v12i2.20382

Abstract

This article reviews Kardinah's track record in Tegal. The main issues raised were Kardinah's thoughts and role in fighting for women and some impacts of the struggle she carried out in Tegal in 1911 - 1927. The purpose of this research was to reveal Kardinah's role in these aspects of the problem. The scope of this research is in the area of Tegal, Central Java with a research time limit of 1911-1927. The research method used is the historical research method which consists of several stages starting from heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The main sources for this research include government archives, contemporary newspapers, and similar research results. From this research, we found several results in the form of ideas and steps taken by Kardinah to bring Javanese women toward a better life. The initial step was carried out through the provision of educational facilities in the form of sekolah kepandaian putri, Wisma Pranawa. Kardinah also played an important role in promoting local silver crafts and developing Tegalan batik motifs. In the health sector, Kardinah seeks to provide medical facilities which is realized through the establishment of the Kardinah Hospital. Kardinah's progress in women's struggles, which is rarely known to the public outside of her position as Kartini's shadow, makes this study necessary to carry out.Keywords: Kardinah, Women's Struggle, TegalArtikel ini mengulas tentang rekam jejak Kardinah di Tegal. Permasalahan utama yang diangkat adalah bagaimana pemikiran dan peran Kardinah dalam memperjuangkan nasib perempuan dan sejumlah dampak dari perjuangan yang ia lakukan di Tegal tahun 1911 - 1927. Tujuan penelitiannya sendiri adalah untuk mengungkap peran Kardinah pada aspek-aspek yang menjadi permasalahan tersebut. Adapun ruang lingkup penelitian ini di daerah Tegal, Jawa Tengah dengan Batasan waktu penelitian yaitu 1911-1927. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Sejarah yang terdiri dari beberapa tahapan mulai dari heuristik, kritik sumber, intepretasi, dan historiografi. Sumber utama dalam penelitian ini diantaranya arsip pemerintahan, surat kabar sezaman, dan hasil penelitian sejenis. Dari penelitian ini ditemukan sejumlah hasil berupa gagasan dan langkah-langkah yang Kardinah tempuh untuk membawa perempuan Jawa menuju kehidupan yang lebih baik. Langkah awal dilakukan melalui penyediaan fasilitas pendidikan dalam bentuk pendirian Sekolah Kepandaian Putri, Wisma Pranawa. Kardinah juga berperan penting dalam mempromosikan kerajinan perak setempat dan mengembangan motif batik Tegalan. Di bidang kesehatan, Kardinah mengupayakan penyediaan fasilitas medis yang diwujudkan melalui pendirian Rumah Sakit Kardinah. Kiprah Kardinah dalam perjuangan perempuan yang masih jarang diketahui publik diluar posisinya sebagai bayang-bayang Kartini membuat kajian ini menjadi perlu untuk dilakukan. Kata Kunci: Kardinah, Perjuangan Perempuan, Tegal. 
Nipah Crafts and Its Impact on Communities and The Environment In 3-4 Ulu Seberang Ulu 1 District, Palembang City Dinda Afrilla; Farida R Wargadalem
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v12i2.21394

Abstract

This research is based on the lack of narrative about handicrafts from nipa leaves as one of the local wisdoms in the city of Palembang. The problem of this research is how the impact of nipah crafts on the people of 3-4 Ulu Palembang. The aim of the research is to provide knowledge of nipa palm handicrafts and their impact on the people of 3-4 Ulu Palembang city. The research uses historical methods with heuristic, criticism, interpretation, and historiography stages. The results of the study showed that the people of 3-4 Ulu Palembang city used nipah leaves for handicrafts. This utilization has an impact on the socio-economic life of the community. Nipa leaves can be made into handicrafts for dinner plates, baskets, winnowing and cigarettes. However, the nipa leaf craft has a negative impact in the form of nipa waste (klisak) which damages the environment because the nipa palm craftsmen throw the klesak on the roads passed by residents which were previously inundated with water, so they have to use bridges. After the two roads were full, some of the craftsmen dumped them in the Musi River, causing flooding. Another negative impact is sulfur fumes from the process of making nipa leaf cigarettes which causes shortness of breath.Keywords: Woven, Handicraft, Nipah, Palembang. Penelitian ini didasarkan atas kurangnya narasi tentang hasil kerajinan tangan dari daun nipah sebagai salah satu kearifan lokal di kota Palembang. Permasalahan penelitian ini yaitu bagaimana dampak kerajinan nipah bagi masyarakat 3-4 Ulu Palembang. Tujuan penelitian adalah untuk memberi pengetahuan kerajinan nipah dan dampaknya bagi masyarakat 3-4 Ulu kota Palembang. Penelitian menggunakan metode historis dengan tahap heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat 3-4 Ulu kota Palembang memanfaatkan daun nipah menjadi kerajinan tangan. Pemanfaatan tersebut memberi dampak pada kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Daun nipah dapat dibuat menjadi kerajinan tangan piring makan, keranjang, tampah, dan rokok. Namun demikian, kerajinan daun nipah memiliki dampak negatif berupa limbah nipah (klisak) yang  merusak lingkungan sebab para pengrajin nipah membuang klisak di jalan yang dilalui oleh penduduk yang sebelumnya tergenang air, sehingga mereka harus menggunakan jembatan. Setelah penuh kedua jalan yang ada, menyebabkan sebagian dari pengrajin membuangnya di Sungai Musi, sehingga mengakibatkan banjir. Dampak negatif lain berupa asap belerang dari  proses membuat rokok daun nipah yang menyebabkan sesak napas.Kata Kunci: Anyaman, Kerajinan, Nipah, Palembang.
Degradation of Kuntau Martial Art In The Village of Dawas Musi Regency Banyuasin Siti Hesti Puspa Vera; Apriana Apriana; Yuliarni Yuliarni
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v12i2.19283

Abstract

Kuntau is one of the martial arts that is known by the people of South Sumatra, but as time went on, kuntau began to be pushed aside and replaced by modern martial arts. This study aims to determine the history of the formation of the Kuntau martial art in Dawas Village, Musi Banyuasin Regency, its growth and development and to determine the factors causing the degradation of the Kuntau martial art in Dawas Village, Musi Banyuasin Regency. In this study using historical methods and data collection techniques carried out through observation, interviews and documentation. After the data is collected, it is continued with data analysis and drawing conclusions. The history of the formation of the Kuntau martial art in Dawas Village in 1943 was brought by an ancestor named Puyang Pasirah. In the 1950s the Kuntau art began to experience rapid development and had a lot of interest for the community in this field, because this martial art was very much needed at that time. But over time, the Kuntau martial art began to experience degradation around the 1980sKeywords: Degradation, Kuntau Martial Art, Dawas Village.Kuntau merupakan salah satu seni beladiri yang dikenal oleh masyarakat di Sumatera Selatan, namun seiring berkembangnya zaman kuntau mulai tersisih dan digantikan oleh beladiri modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah terbentuknya seni beladiri Kuntau di Desa Dawas Kabupaten Musi Banyuasin, pertumbuhan dan perkembangannya dan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya degradasi seni beladiri Kuntau yang ada di Desa Dawas Kabupaten Musi Banyuasin tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan metode historis dan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data terkumpul dilanjutkan dengan analisis data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah terbentuknya seni beladiri Kuntau yang ada di Desa Dawas pada tahun 1943 yang dibawa oleh nenek moyang yang bernama Puyang Pasirah. Pada tahun 1950-an kesenian Kuntau mulai mengalami berkembangan pesat dan mempunyai banyak minat bagi masyarakat di bidang tersebut, karena kesenian beladiri tersebut sangat dibutuhkan pada saat itu. Namun seiring berjalannya waktu, seni beladiri Kuntau mulai mengalami degradasi sekitar pada tahun 1980-an.Kata Kunci: Degradasi, Seni Beladiri Kuntau, Desa Dawas.
Economic Development of Tin Pewter Craftsmen in Pangkalpinang City, Bangka Belitung (2005–2015) Ridha Albarokah; Farida R Wargadalem
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v12i2.21406

Abstract

Bangka Belitung Province is a producer of tin as a raw material for pewter crafts. The problem of this research is how is the economic development of pewter craftsmen in the city of Pangkalpinang (2005-2015)?. The aim of this research is to explain the economic development of Pewter craftsmen in Pangkalpinang City (2005-2015). The research uses historical research methods with steps namely heuristics, source criticism, interpretation and historiography. The results show that pewter crafts play a role in increasing the economy of the craftsmen. pewter 's craft has developed due to the support from PT Timah Tbk. Local governments also play an active role in marketing, as well as consumers. This craft gradually developed, along with the use of casting machine tools. The role of many parties and unique and high-quality products have attracted great demand from local, domestic and foreign consumers. Good marketing, provides benefits for entrepreneurs and pewter craftsmen, which in turn is able to increase the economy of the craftsmen. This research needs to be continued to find out further developments, and the obstacles they face in developing the typical crafts of the Bangka-Belitung Province.Keywords: Pewter Crafts, Pangkalpinang, Tin, Economic Improvement.Provinsi Bangka Belitung merupakan penghasil timah sebagai bahan baku kerajinan pewter. Permasalahan penelitian ini yaitu bagaimana perkembangan ekonomi pengrajin pewter di kota Pangkalpinang (2005-2015)?. Tujuan penelitian yaitu menjelaskan perkembangan ekonomi pengrajin pewter di Kota Pangkalpinang (2005-2015). Penelitian menggunakan metode penelitian sejarah dengan langkah-langkah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasilnya menunjukkan bahwa kerajinan pewter berperan dalam meningkatkan ekonomi para pengrajinnya. Kerajinan pewter berkembang disebabkan adanya dukungan dari PT Timah Tbk. Pemerintah daerah juga berperan aktif dalam pemasaran, sekaligus sebagai konsumen. Kerajinan ini secara bertahap berkembang, seiring dengan digunakannya alat mesin casting. Peran banyak pihak dan produk yang unik dan berkualitas menyebabkan banyak diminati konsumen lokal, dalam dan luar negeri. Pemasaran yang baik, memberikan keuntungan bagi para pengusaha dan pengrajin pewter, yang pada akhirnya mampu meningkatkan ekonomi para pengrajinnya. Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut, dan kendala-kendala yang mereka hadapi dalam pengembangan kerajinan khas Provinsi Bangka-Belitung.Kata Kunci: Kerajinan Pewter, Pangkalpinang, Timah, Peningkatan Ekonomi.
The Impact of Furniture Industry CV. Kalingga Jati Furniture on the Socio-Economic Life of the Jepara Community (2005 – 2020) Itsna Fahitna; Ilyas Ilyas
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v12i2.21356

Abstract

The industrial sector has an important role in economic development, especially in rural areas.. One of the industries in Jepara that has been developed is the wood industry. On this basis, the problem of this research is how the impact of the CV Furniture industry. Kalingga Teak Furniture to the socio-economic community of Jepara (2005-2020). The purpose of this study is to explain the development of the socio-economic life of the Jepara people (2005-2020) for the existence of CV. Kalinga Teak Furniture. This study uses historical methods, namely the heuristic stage, source criticism, interpretation, and historiography. The results of the research show that the growth and development of the CV Furniture industry. Kalingga Teak Furniture has an impact on the lives of the surrounding community. The company has a positive impact on society. The positive impacts include opening business opportunities thereby reducing unemployment and increasing public awareness of education. Furniture industry CV. Kalingga Teak Furniture can have an impact on improving the economy of the Jepara people because the company's presence can absorb a wide workforce.Keywords: Furniture Industry, Jepara, Socio-Economic, History.Sektor industri mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi terutama di wilayah pedesaan.  Salah satu industri di Jepara yang banyak dikembangkan yaitu industi kayu. Atas dasar tersebut permasalahan penelitian ini yaitu bagaimana dampak industri mebel CV. Kalingga Jati Furniture terhadap sosial ekonomi masyarakat Jepara (2005-2020). Tujuan penelitian ini yaitu menjelaskan perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat Jepara (2005-2020) atas keberadaan CV. Kalingga Jati Furniture. Penelitian ini menggunakan metode historis yaitu tahap heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumbuh dan berkembangnya industri mebel CV. Kalingga Jati Furniture membawa dampak terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya. Perusahaan tersebut memberi dampak positif bagi masyarakat. Dampak positifnya antara lain membuka peluang usaha sehingga mengurangi pengangguran serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan. Industri mebel CV.Kalingga Jati Furniture dapat memberikan dampak dalam peningkatan ekonomi masyarakat Jepara karena hadirnya perusahaan tersebut dapat menyerap tenaga kerja yang luas.Kata Kunci: Industri Mebel, Jepara, Sejarah Sosial Ekonomi. 
The East Coast of Sumatra in the Spice Trade Network in the 19th Century Syahrul Rahmat; Amin Suyitno; Endang Rochmiatun
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v12i2.20001

Abstract

This article discusses the dynamics of the spice trade that occurred on the east coast of Sumatra, to be precise in the areas of Singapore and Palembang in the 19th century. The spice trade on the east coast of Sumatra in the 19th century was inseparable from the involvement of many nations in the spice commodity produced in the archipelago. In addition, this article also aims to analyze the impact of the spice trade on the formation of inter-ethnic networks. This study uses historical research methods, starting from heuristics, source criticism, interpretation and writing of history.  Analysis of the results of research using the Islamic Maritime Civilization approach by K.N Chaudhuri and the Trade Network approach by J.C Van Leur, these two theories argue that maritime civilization is inseparable from the influence of agrarian civilization which has an impact on the formation of a network. The results of this study are; first, in the 19th century, Singapore and Palembang were areas that still existed as a place for the spice trade, and these two areas were not only a place for trade interactions, but also a spice producer. Second, the spice trade in this century has also formed networks between nations and ethnicities, such as local networks involving ethnic groups in Nusantara and international networks involving various ethnic groups and ethnic groups in the world.Keywords: Trade Network, Maritime Civilization, East Coast Of Sumatra, Spice.Artikel ini membahas dinamika perdagangan rempah yang terjadi di pantai timur Sumatera, tepatnya di wilayah Singapura dan Palembang pada abad ke-19. Perdagangan rempah di pantai timur Sumatera pada abad ke-19 tidak terlepas dari keterlibatan banyak bangsa terhadap komuditas rempah yang dihasilkan di wilayah Nusantara. Selain itu, artikel ini juga bertujuan untuk menganalisis dampak dari perdagangan rempah terhadap terbentuknya jaringan jaringan antar suku bangsa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, yang dimulai dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan penulisan sejarah. Hasil penelitian kemudian dianalisa dengan pendekatan peradaban bahari Islam oleh K.N Chaudhuri serta jaringan perdagangan oleh J.C Van Leur, kedua teori ini berpendapat bahwa peradaban maritim tidak terlepas dari pengaruh peradaban agraris yang berdampak pada terbentuknya sebuah jaringan. Beberapa hasil kajian ini dapat dirumuskan sebagai berikut; pertama, pada abad ke-19, Singapura dan Palembang merupakan kawasan yang masih eksis sebagai tempat terjadinya perdagangan rempah, dan dua daerah ini tidak hanya sebagai tempat terjadinya interaksi perdagangan, tapi juga menjadi penghasil rempah. Kedua, Perdagangan rempah masa ini juga membentuk jaringan antar bangsa dan etnis, seperti jaringan lokal yang melibatkan etnis-etnis di Nusantara serta jaringan internasional yang melibatkan berbagai etnis dan suku bangsa di dunia.Kata Kunci: Jaringan Perdagangan, Peradaban Maritim, Pantai Timur Sumatera, Rempah.
Generation Z Visitors' Experience of Digital Technology Implementation Services at Bekasi Museum Lucky Rohadi Nurohman; M Fakhruddin; Corry Iriani Rochalina
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v12i2.18575

Abstract

Generation Z is known as a generation that has a high interest in digital things. The problem of this research, namely how the Generation Z Visitors' Experience of Digital Technology Implementation Services at Bekasi Museum. The purpose of this study is to describe Generation Z Visitors' Experience of Digital Technology Implementation Services at Bekasi Museum. The concept of visitor experience used is Memorable Tourism Experiences according to Kim, Ritchie, and McCormick which includes Hedonism, Novelty, Local Culture, Refreshment, Meaningfulness, Involvement, and Knowledge. The research method used is descriptive with survey techniques through the distribution of questionnaires equipped with interviews, observations, and documentation. The population in this study were generation Z visitors who visited the Bekasi Museum. As for the number of respondents, as many as 60 people obtained by using incidental sampling techniques. The results showed that generation Z visitors had memorable tourism experiences with the Digital Technology Implementation Services at Bekasi Museum. This is based on visitor experience variable data which obtains a percentage of 89,29%.Keywords: Museum Visitor Experience, Generation Z, Museum Digital Technology, Bekasi Museum.Generasi Z dikenal sebagai generasi yang memiliki minat tinggi terhadap hal-hal yang berbau digital. Permasalahan penelitian ini, yaitu bagaimana pengalaman pengunjung generasi Z atas layanan penerapan teknologi digital di Museum Bekasi. Adapun tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pengalaman pengunjung generasi Z atas layanan penerapan teknologi digital di Museum Bekasi. Konsep pengalaman pengunjung yang digunakan adalah Memorable Tourism Experiences menurut Kim, Ritchie, dan McCormick yang meliputi Hedonism, Novelty, Local Culture, Refreshment, Meaningfulness, Involvement, dan Knowledge. Metode penelitian yang digunakan, yaitu deskriptif dengan teknik survei melalui penyebaran kuesioner yang dilengkapi dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung generasi Z yang berkunjung ke Museum Bekasi. Adapun jumlah responden sebanyak 60 orang yang diperoleh dengan menggunakan teknik incidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunjung generasi Z merasakan pengalaman wisata yang berkesan dan tak terlupakan atas layanan penerapan teknologi digital di Museum Bekasi. Hal tersebut didasari oleh data variabel pengalaman pengunjung yang memperoleh persentase sebesar 89,29%.Kata Kunci: Pengalaman Pengunjung Museum, Generasi Z, Teknologi Digital Museum, Museum Bekasi. 
Value of The Historical Village of Segara Kembang Village as A Source of Learning Local History Eva Dina Chairunisa; Adelia Nurtitian
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v12i2.21739

Abstract

Abstract: In general, history learning is learning about important facts and events that occurred in the past both locally, nationally and globally. History learning has several functions, including being able to develop values in students. Local history is a unit of historical study with a theme of events that are limited to a particular locality or certain area and is often known as regional history. Local history has an important function in history learning, one of which is as forming regional identity and enriching knowledge about community life patterns and regional cultural diversity in various regions. Segara Kembang Village is one of the villages located in the Ogan Komering Ulu district that has not been widely touched and used as a source of local history learning, even though this village has great potential as a source of local history learning. The aim of this research is to describe the historical values found in the Segara Kembang Village settlement. The method used in this research is a qualitative descriptive method using observation, interviews and documentation. The research results show that Segara Kembang Village has values that can be used as a source of local history.Keywords: Historical Values, Local History, Learning Resources, Segara Kembang Village.Abstrak: Secara umum pembelajaran sejarah adalah pembelajaran yang mempelajari tentang fakta dan peristiwa penting yang terjadi pada masa lampau baik dalam lingkup lokal, nasional dan global.  Pembelajaran sejarah memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah mampu menumbuhkembangkan nilai-nilai dalam diri peserta didik. Sejarah lokal merupakan salah satu unit kajian sejarah bertema kejadian yang bersifat terbatas lokalitas tertentu atau daerah tertentu dan sering dikenal pula dengan istilah sejarah daerah. Sejarah lokal memiliki fungsi penting dalam pembelajaran sejarah salah satunya sebagai pembentuk identitas daerah dan memperkaya pengetahuan tentang pola kehidupan masyarakat dan keberagaman budaya daerah di berbagai daerah.  Desa Segara Kembang adalah salah satu desa yang terletak di kabupaten Ogan Komering Ulu yang belum banyak tersentuh dan dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah lokal, padahal desa ini memiliki potensi besar sebagai sumber pembelajaran sejarah lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai sejarah yang terdapat pada permukiman Desa Segara Kembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Segara Kembang memiliki nilai-nilai yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber sejarah lokal.Kata Kunci : Nilai Sejarah, Sejarah Lokal, Sumber Pembelajaran,  Desa Segara Kembang.

Page 1 of 1 | Total Record : 8